ORA ELOK.......
Ora elok adalah kata-kata yang sering terdengar dalam masyarakat jawa..... bahkan kalau orang itu terlanjur melanggar atau nemahi harus di ruwat kalau sekarang banyak yang ditemui berupa slametan...Dasarnya ora elok ? tentunya orang dahulu tidak bisa menyatakan alasannya secara blak-blakan,karena itu ora elok...
beberapa yang terinventarisir penulis ada hubungan dengan "laku" ritual ngelmu dia atau memang sejenis keyakinan dari keluarga besarnya.
misalnya meniup makanan kalau makan, menyiram luweng habis memasak, meninggalkan nasi yang baru saja matang, tidak bepergian pas hari kematian orang tua,tidak meninggalkan sapu regel dsb.
sebagian lagi berupa lelakon: anak ontang anting,pendowo limo,sendang kapit pancuran,lahir bungkus dsb
sebagian lagi karena waktu: buka pintu saat matahari terbenam,lahir waktu jam 12 atau matahari tepat puncaknya dsb.
sebagian lagi karena berbuat tidak sengaja, membuang garam,membuang sampah melalui jendela,membuang air cucian beras di peceren dsb...
Ini hasil masukan dari para pengunjung:
- Menanam bambu belum mempunyai mantu
- Potongan bambu tak beruas tidak dipecah
- Menusuk,menghujamkan senjata ke dalam bumi
- Ngekrek blarak nyasak (?)
- Membakar senjata yang berkarat
- Menepuk bantal saat mau tidur
- Mengelap meja dengan telapak tangan
- Membakar kayu randu, pohon kelor,pohon serut
- Memasukkan kayu api di luweng memakai kaki
- Membuat sumur di dalam rumah
- Menanam pisang di halaman depan
- Makan sajen belum dilorot
- Masuk komplek makam pakai alas kaki
- Kudungan daun kluwih
- Kudungan daun pisang pucuknya tidak dipotong
- Patil lele dibuang sembarangan
- Menunjuk komplek makam dengan tangan
- Menyebut langsung nama almarhum
- Anak kecil makan kerak nasi
- Anak kecil makan brutu ayam,sayap
- Kuali baru tidak diumbul-umbuli
- Meniup api di dimar/ublik
- Menyangkul membelakangi matahari
- Membuat rumah tanpa jendela
- Laki-laki lihat pendaringan
- Menebang pohon pisang tidak tuntas
- Panen tidak diwiwiti
- Memanen cabe pas datang bulan (mens)
- Membakar rambut,kuku
- Membuat dipan dari kayu nangka
- Orang hamil menutup lubang semut
- Menebang bambu pas tanggal muda(tanggal bulan)
- Membakar pakaian
- Membuang kuali pecah sembarangan
- Mengurai janur ketupat bagi yang tidak bisa membuatnya
- Membuang air panas sebarang tempat
- Menanam ketan hitam belum mempunyai mantu
- Anak kecil tidak boleh makan pisang bagian pinggir
- Bantal untuk tidur diduduki
- Melangkahi pikulan atau orang tidur
- Mengutangi uang saat malam hari
- Mengambil kayu bekas rumah orang untuk membangun rumah
- Mengambil barang/benda dari makam untuk ditaruh dalam rumah
- Tetangga lihat lumbung padi kita
- Sedang makan piringnya dipangku
- Ngomong nama kembang pisang
- Membabat sebagian wit waluh
- Anak perempuan bersiul
- Mengumpulkan kunang-kunang
- Membakar daun kluwih
- Membakar sekam ketan hitam sembarangan
- Membuat tangga bambu belum punya anak/mantu
- Membuat rumah tiangnya tanpa umpak
- Mbakar tahi besi atau garam dapur
- Abu dari luweng terus digunakan untuk pupuk
- Makan daging burung gagak (gaok)
- Membakar bulu kalong/kelelawar
- Mengikat pohon
- Membuat golong tidak segera dipecah
- Nyonggo uwang
- Bangun kedahuluan terbit matahari (Tidur mbangkong)
- Menanam pohon nangka dekat rumah
- Meninggalkan wedang,nasi panas sampai dingin dengan sendirinya
- Tidur alas daun jati
- Meninggalkan gabah dalam lesung sampai malam hari
- Menebang pohon tidak dikelat
- Meniup nasi panas
-
PEPALI
kata-kata ora elok / ora ilok sangat kental dengan nasihat orang tua kepada anak-anaknya atau yang lebih muda seolah-olah kalau kita kerjakan sudah setengah dosa atau masih tahapan kualat.....
apakah ini merupakan tahapan budaya yang kemudian menjadi suatu norma hukum masyarakat jawa ?
Budaya memberikan nilai-nilai kepada norma-norma sosial sehingga nilai-nilai budaya merupakan sumber daya bekerjanya sistem sosial. Budaya dapat dilihat perannya dalam proses sosial dalam masyarakat. Inilah motifasi saya menyampaikan artikel ini, dalam rangka menggali nilai-nilai yang ada dalam budaya orang jawa
Terima kasih kepada para pengunjung yang telah memberi komentar dan masukan terhadap topik artikel ini.
Atas jasa baiknya, saya ucapkan terima-kasih yang setulus-tulusnya